Menyoal Aksi Dedolarisasi dan Fenomena Ramai Negara Jauhi AS

Date:

Warganet.info – Amerika Serikat (AS) kini mulai “dijauhi” sejumlah negara. Ini terlihat dari mata uang, dedolarisasi, hingga trend pergaulan global.

Dari sisi mata uang, upaya ‘membuang’ dolar Amerika dilakukan sejumlah pihak. Di antaranya negara-negara yang bergabung dalam BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan).

Sebuah laporan media India akhir Maret, Livemint, mengindikasikan bahwa mata uang baru aliansi ini akan diamankan dengan emas dan komoditas lain, termasuk elemen tanah jarang. Sanksi barat ke Rusia membuat Kremlin mendesak hal tersebut ke kelompok tersebut.

Tak hanya BRICS, Arab Saudi juga sempat dilaporkan Wall Street Journal akan menggunakan yuan (mata uang china) sebagai mata uang dalam perdagangan minyak dengan China. Dari petrodolar, alat tukar akan berganti petroyuan.

Di segi pergaulan internasional, Amerika pun mulai “dilupakan” beberapa negara termasuk sekutu dekatnya. Sebut saja Arab Saudi yang tiba-tiba membina hubungan kembali dengan Iran, di bawah mediasi China, sebagaimana diberitakan Reuters dan AFP.

Baca juga : Deklarasi Rusia-China: Tuduh AS Rusak Keamanan Global dan Prihatin Kehadiran NATO di Asia

Amerika Ditinggalkan

Usai pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping beberapa pekan lalu. Presiden Perancis Emmanuel Macron mengatakan Eropa harus mengurangi “ketergantungannya” pada Amerika.

Eropa, tegasnya, harus menghindarkan diri dari terseret ke dalam konfrontasi antara Amerika dan China atas Taiwan. Macron, dimuat Politico, menekankan teori “otonomi strategis” untuk Eropa, yang mungkin dipimpin oleh Prancis untuk menjadi negara adikuasa ketiga.

AS Ditinggalkan
Pertemuan Presiden Perancis dan China, Emanuel Macron dan Xi Jinping
Foto : Warganet-web/@Xinhua

Fenomena ini sebelumnya sudah diprediksi oleh sejarawan terkenal Amerika, Alferd McCoy bahwa “kekaisaran” Amerika akan runtuh di 2017. Hal ini bahkan dikatakannya sejak Donald Trump menjadi Presiden Amerika.

Dimuat Big Think, ia mengatakan terpilihnya Trump sebagai “gejala” melemahnya Amerika. Trump, ujarnya, mempercepat penurunan Amerika.

“Abad Amerika … mungkin sudah compang-camping dan memudar pada tahun 2025 … bisa berakhir pada tahun 2030,” kata McCoy.

Menurutnya kenaikan harga, upah yang stagnan dan daya saing internasional yang mulai pudar akan datang.

Ia menyalahkan puluhan tahun defisit yang tumbuh karena “peperangan yang tak henti-hentinya dilakukan Amerika di negeri-negeri jauh”.

“Pada tahun 2030, dolar Amerika akan kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dominan dunia, menandai hilangnya pengaruh kekaisaran,” tambah penulis buku “The Politics of Heroin” tersebut.

Perubahan ini akan mendorong kenaikan harga yang dramatis untuk impor Amerika. Biaya perjalanan ke luar negeri untuk turis dan pasukan Amerika juga akan meningkat.

“Seperti negara adidaya yang memudar yang tidak mampu membayar tagihannya, Amerika kemudian akan terus ditantang oleh kekuatan seperti China, Rusia, Iran, dan lainnya untuk menguasai lautan, ruang angkasa, dan dunia maya,” ujar pengarang “In The Shadow of the American Century: The Rise and Decline of US Global Power” ini.

Marshall Plan AS 

Dalam artikel lain, kolumnis Unherd, Thomas Fazi, juga menyoroti runtuhnya Marshal Plan AS. Dokumen itu adalah “kunci” yang membawa Amerika perkasa hingga 75 tahun terakhir ini.

Marshall Plan yang ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Harry S. Truman membuat Washington mengirim miliaran dolar bantuan ekonomi untuk membantu membangun kembali Eropa Barat setelah Perang Dunia II.

Marshall Plan AS 
Presiden Amerika ke-33, Harry S. Truman
Foto : Warganet-web/@kompas

Hal ini meletakkan dasar bagi terciptanya aliansi saling menguntungkan, saat Amerika menawarkan Eropa beberapa dekade kemakmuran ekonomi dan keamanan militer.

“Amerika menjadi negara besar pertama yang memberi makan dan mendukung yang ditaklukkan,” tulis Fazi mengutip Truman.

Namun situasi saat ini berbeda. Menurutnya, di bawah Presiden Joe Biden, Amerika mengejar kebijakan ekonomi isolasionis dan kebijakan luar negeri kaku, yang bertentangan dengan kepentingan vital Eropa.

Eropa kini mengalami penurunan produksi industri secara besar-besaran sementara pemerintah terpaksa membayar tagihan energi sebesar ratusan miliar euro sebagai akibat dari keputusan mereka untuk mengikuti strategi Amerika di Ukraina karena persoalan perang Rusia. Kerusuhan pecah di Prancis misalnya, dengan alasan inflasi dan kenaikan gaji.

“Dalam korteks ini, mengapa Eropa harus tetap berlabuh ke Amerika?” tanyanya.

Dikatakannya pula konflik di Ukraina telah mempercepat munculnya tatanan internasional baru. Di mana dominasi Amerika kehilangan daya tariknya.

Tindakan Amerika di Ukraina telah menyatukan dua musuh terbesarnya, yakni Rusia dan China. Di mana bersama dengan India, Arab Saudi, Turki, Brasil, Afrika Selatan, dan lusinan negara lain memunculkan negara blok perdagangan dinamis, yang Amerika bukan bagiannya,

“Hanya dalam beberapa hari terakhir, dua peristiwa penting memberikan dorongan lebih lanjut untuk tren ini,” ia mencontohkan.

“Brasil dan China mencapai kesepakatan untuk berdagang menggunakan mata uang mereka sendiri daripada dolar Amerika. Sementara perusahaan minyak nasional China CNOOC dan Total Energies Prancis menyelesaikan perdagangan LNG pertama China diselesaikan dalam yuan,” tambah penulis buku “The Covid Consensus” itu.

“Semuanya menunjuk pada meningkatnya isolasi Amerika dari seluruh dunia, dan penurunan dramatis dalam pengaruh dan kemampuannya untuk mengekstraksi sumber daya yang kemudian dapat didistribusikan ke negara-negara protektoratnya,” tambahnya lagi.

“Dengan kata lain, Marshall Plant Amerika telah hilang dan sebagai gantinya, China berharap Belt and Road Initiative (BRI) miliknya akan menjadi mesin ekonomi baru dari blok pasca-Barat,” tutupnya.

Share post:

Terpopuler

Terkait
Related

Rekomendasi PMKRI Regio Papua Barat: Majukan Papua Barat dan Papua Barat Daya

Rekomendasi PMKRI Regio Papua Barat untuk mendorong kemajuan di papua barat dan papua barat daya.

Ratusan Anak Muda Sulsel deklarasi “Kami Jokowi”

Anak Muda Sulawesi Selatan deklarasi Kami JOKOWI.

Rumah dinas Syahrul Yasin Limpo digeledah KPK

Rumah dinas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) digeledah KompaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK)